Friday, April 26, 2013

Pentingkah Sekolah

Sekitar empat tahun yang lalu saya mengadakan seminar di sebuah  sekolah ternama, dan hasilnya amat sangat mengguncang sekolah tersebut, karna setelah itu banyak guru dan kepala sekolah yang datang kepada saya mengatakan bahwa, apa yang saya sampaikan tidak pantas disampaikan kepada murid yang datang pada saat itu, karna saya lebih pro ke murid daripada ke sekolah tersebut.

Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke anda supaya anda dapat mendengarkan apa yang saya sampaikan pada saat itu walaupun dalam waktu yang singkat karna hanya dalam bentuk suara rekaman suara saya.

Pertama, saya ingin mengatakan dulu bahwa sekolah itu, “penting”. Ok? 
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan sampe ke sana larinya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa, walaupun sekolah itu penting,, namun banyak hal yang salah di dalam sekolah; terutama, di Indonesia.

Mengapa?

Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolahnya, tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2 yang sukses di sekolah, saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Karna masa depan tidak ditentukan oleh sekolah. 

Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak2nya menjadi guru. 

Jadi, guru matematika, ingin membuat anak2nya menjadi guru matematika. Guru sejarah ingin membuat anak2nya yang belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru, ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri test tentang geografi, saya berani yakin bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin guru kimia tersebut tidak bisa melakukan test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.



Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak bisa melakukan hal lain dengan nilai baik, tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid harus menguasai semua mata pelajaran.

Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa sang guru pun sadar bahwa dia tidak menggunakan atau tidak memerlukan semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada saat dia kecil. Iya tidak???



Karna, pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang diberikan dan tidak digunakan ketika dewasa.

Contohnya begini saja, mempelajari peta buta. Saya sampai sekarang tidak tau kenapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli geografi, saya juga tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya ingin menjadi seorang tour guide atau saya ingin menjadi seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur, menghafalkan nama2 walikota, yang sedangkan walikota atau gubernur berganti setiap berapa tahun sekali. 


Jadi, sangat amat tidak masuk akal, menurut saya. Saya tidak tahu sekarang masih atau tidak harus menghafal nama2 tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di SMP atau SMA saya lupa, guru  akuntan saya mengatakan pada saya, karna nilai akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded, kamu tidak akan bisa menjadi orang sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya bisa membayar akuntan yang bekerja pada saya. Itu adalah fakta.. 


Sekarang, begini sajalah, apa sih yang harus dirubah? Sekolahnya? 

Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masih dari sekolah SD, kita lihat dulu berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka matematika, berikan pelajaran matematika lebih banyak, kalau anak tersebut suka sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak. 


Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka, harus bisa dan harus hafal. Ada anak dengan rengking satu yang bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu dia menjadi dewasa, pikirannya telah terkotaki, kreativitasnya  telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan.



Kenapa? 
Karna yang dipakai hanya otak kiri, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal.
Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi jago menghafal. Menghafal rumus matematika, menghafal sejarah, menghafal peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau pelajaran seni rupanya jelek karna otak kanannya tidak dipakai.

Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil, sejak SD,  anak saya sudah diarahkan ke pelajaran mana yang dia lebih suka dan kelasnya lebih banyak. Jadi, kelasnya banyak dan anaknya sendiri yang datang ke kelas bukan gurunya yang datang ke kelas untuk mengajar anaknya.

Lalu bagaimana merubah itu semua???
Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah. Butuh tahunan untuk merubah itu.
Saya harap satu saat bisa. Tapi sebelum itu bisa, apabila yang mendengarkan suara saya ini orangtua, dengarkan ini baik2.
Apabila yang mendengarkan suara saya ini adalah anak2, minta orangtua anda untuk mendengarkan suara saya, sebentar saja.


Kalau seandainya orangtua mendukung apa yang paling anak sukai dalam mata pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?

Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang harus di lesi di rumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk memberi les tambahan matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau anak saya pelajaran matematikanya jelek dan pelajaran seni rupanya bagus, saya tentu akan meleskan anak saya seni rupa, supaya bakatnya sudah mulai dikembangkan sejak kecil.Bukan memaksakan hal yang memang mereka tidak suka.

Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus, biarkan pelajaran seni rupanya jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya di rumah untuk lebih dikembangkan. Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai anda jelek maka anda tidak lulus ujian atau tidak naik kelas. 

Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu supaya mendapatkan nilai secukupnya, cukup untuk lulus & naik kelas tentunya. Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.

ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan andanilai UAS anda tidak menentukan masa depan anda, anda rengking satu di kelas bukan berarti anda akan berhasil menjadi manusia kelak ketika  anda dewasa, sama sekali tidak berhubungan menurut saya.


Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari yang asalnya pelajarannya jelek menjadi bagus, nilainya sembilan atau sepuluh, tidak penting!

Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek!
Tidak perlu takut untuk tidak naik kelas!
Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur!

Ada lho, anak yang sampai bunuh diri karna dia tidak naik kelas, justru itu yang hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah? Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali pada saat itu. Kebetulan orangtua saya berpikiran luar biasa dan moderat, dan tidak semua orangtua bisa seperti itu. 

Tapi itulah yang saya harapkan dari para orangtua di Indonesia. Memberikan dukungan pada anak2nya, tidak memarahi anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak menghakimi pada saat tidak semua pelajaran nilai sang anak mendapatkan yang terbaik. Kita harus  mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka.

Ingat sekali lagi bahwa,

Masa depan anda tidak tergantung pada pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara dan sikap anda dalam menambah pengetahuan anda setiap harinya dari mana saja. Dari majalah, dari internet, bari buku, dari cerita dari pengalaman2 orang, dari mana saja yang anda sukai.

Saya punya teman yang waktu kecilnya dikenal jelek karna suka main game, dan sekarang, dia menjadi pemilik toko game terbesar di Indonesia. Kaya raya.

Masa depan anda, tidak tergantung dari nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah anda.
Kadang2, merah artinya sukses, untuk masa depan anda.

(Saya Deddy Corbuzier)


Sumber :
http://soundcloud.com/rina-mariana-99/sets/deddy-corbuzier-pentingkah/

Monday, April 22, 2013

Kisah Haryanto Pemilik PO Haryanto


Kisah Haryanto merintis perusahaan angkutan PO Haryanto

PO. HaryantoMerantau ke Jakarta tanpa uang dan pendidikan, Haryanto akhirnya melamar sebagai anggota TNI. Setelah 20 tahun mengabdi di kesatuannya dengan pangkat terakhir kopral, ia justru sukses berbisnis angkutan umum. Kini penghasilannya tak kalah dengan para jenderal.

Gelutilah bisnis yang Anda kenal. Haryanto agaknya betul-betul menjalankan nasihat ini dengan disiplin tinggi. Berkat ketekunan, keuletan, dan tentu saja garis keberuntungan yang tergores di tangannya, Haryanto akhirnya memetik buah usahanya.


Bagi pria kelahiran Kudus 46 tahun yang lalu ini disiplin memang bukan hal aneh. Maklum, ia adalah mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Jangan pandang sebelah mata. Kariernya di TNI memang berakhir saat ia berpangkat kopral. Tapi, Haryanto benar-benar sukses mengelola bisnis. Saat ini ia memiliki 26 bus eksekutif yang melayani jalur Jakarta-Kudus PP, Jakarta-Pati PP dan Jakarta-Jepara PP. Selain itu, ia juga memiliki 150 unit angkutan kota (angkot) yang merajai seluruh trayek di Tangerang serta memiliki show room mobil.

Haryanto sendiri sebenarnya tak pernah menyangka ia akan menjadi pengusaha. Pasalnya, ia terlahir sebagai anak desa di Kudus, Jawa Tengah. Orang tuanya hanyalah buruh tani yang punya kerja sambilan sebagai tukang memisahkan tulang dan daging ikan di pasar. Adapun Haryanto, sejak kecil dididik untuk bekerja keras, mulai dari menggembala sapi milik tetangga, berjualan es atau sebagai tukang ngarit demi menambah penghasilan bagi kelangsungan hidup keluarganya. Maklum, keluarganya adalah keluarga besar. Haryanto adalah anak keenam dari sebelas bersaudara.

Meski ulet, ternyata Haryanto cukup bandel. Buktinya, ia tidak menyelesaikan sekolahnya di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM) lantaran merasa tidak cocok. Ia lalu kabur dari rumah dan hijrah ke Tangerang. "Saya akan mengubah nasib," begitu tekadnya waktu itu.

Berbekal tekad dan semangat yang kuat, di Tangerang Haryanto lalu mendaftar sebagai anggota TNI. Sejak kecil Haryanto memang bercita-cita bisa berseragam loreng sambil memanggul senjata. Cita-citanya itu akhirnya kesampaian juga. Tahun 1979 ia mulai bekerja di kesatuan angkatan udara Kostrad di Tangerang. "Saya dididik jadi pengemudi, tugas saya mengangkut alat-alat berat, meriam, beras untuk konsumsi dan perminyakan," kenang Haryanto. Penghasilan yang ia kantongi waktu itu sekitar Rp 18.000 per bulan.

Bekerja sambilan jadi sopir angkot
Karena sudah bekerja dan mengantongi gaji, pada 1982 Haryanto memberanikan diri untuk menikah. Tapi, gaji belasan ribu yang diterimanya tiap bulan itu ternyata tak cukup untuk menambal semua kebutuhan hidupnya. Bahkan, rumah sewa berukuran 3 x 4 meter yang ia huni bersama dengan istrinya tak mampu ia bayar. "Untuk membayar sewa rumah saja saya utang," kenangnya. Kepepet dengan kondisi keuangan yang minim inilah yang justru mempertebal semangat Haryanto untuk mulai mencari usaha sampingan. Pada 1984, dengan modal uang tabungan kurang dari Rp 1 juta, Haryanto nekat membeli satu unit mobil angkutan kota (angkot) buatan Daihatsu.

Ia pun lalu menjadi sopir bagi kendaraan pribadinya yang berpelat kuning. Waktu itu rute yang ia tempuh Pasar Anyar-Serpong. "Dulu masih kebun karet, jalannya juga enggak sebagus sekarang," paparnya. Di sela-sela waktu bekerja sebagai sopir kendaraan militer di kesatuannya, Haryanto pun meluangkan waktunya untuk menyopiri angkotnya. Saban hari ia menyopir angkotnya pada pukul 15.00-16.00, kemudian bekerja di Kostrad hingga pukul 19.00. Selepas pukul 22.00, ia mulai mengemudikan angkotnya lagi hingga dini hari. Suka tidak suka, Haryanto harus mengurangi waktu tidurnya demi menafkahi istri dan ketiga anaknya.

Berkat rajin menyopiri angkotnya, tahun-tahun berikutnya Haryanto terus membeli angkot dari uang yang ia sisihkan. Modal untuk membeli angkot juga didapatnya dari hasil kerja sambilannya yang lain, sebagai perwakilan bus PO Sumber Urip yang ia tekuni sejak 1990-2000. Angkotnya terus beranak-pinak hingga puluhan dan terus bertambah menembus angka 100 unit. "Insya Allah sekarang saya telah memiliki jalur angkot hampir seluruh Tangerang," ungkapnya penuh syukur. Saat ini sekitar 150 angkot ada dalam daftar asetnya. Dari usaha angkotnya saja, jutaan rupiah berhasil ia kantongi setiap hari.

Tapi, Haryanto bukan orang yang gampang berpuas diri. Tahun 1990 ia membuka satu gerai showroom mobil di Tangerang yang khusus menjual angkot dari beragam karoseri. Gerai ini tak membutuhkan modal yang banyak, Haryanto hanya menyiapkan lahan bagi mereka yang ingin menjual angkotnya. "Modalnya hanya kepercayaan," tukas Haryanto. Showroom ini pun cukup laris, setiap bulan sekitar 20-30 unit mobil berhasil ia jual.

Pensiun dari kopral, gajinya jenderal
Karena putaran roda bisnisnya semakin kencang, Haryanto pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kesatuannya di militer. Kendati usianya baru 43 tahun, tahun 2002 lalu, ia melayangkan surat pengunduran diri. "Saya enggak dapat pesangon, tapi dapat pensiun Rp 800.000 per bulan," ujarnya.

Sejak pensiun itulah Haryanto justru sibuk dengan mainan barunya, yaitu PO Haryanto yang dirintisnya pada tahun yang sama. Waktu itu Haryanto mendapat kucuran kredit dari Bank BRI sekitar Rp 3 miliar. Uang itu ia gunakan untuk membeli enam unit bus senilai masing-masing Rp 800 juta. "Pinjaman itu saya pakai untuk uang muka beli bus," katanya.

Semula Haryanto mengoperasikan busnya untuk rute Cikarang-Cimone kelas non-AC alias ekonomi. Sayangnya, bus jurusan ini sepi penumpang. Maka, ia mengalihkan ke bus eksekutif yang ber-AC dan membuat rute baru yang tujuannya tak jauh dari kampung halamannya, yaitu Jakarta-Kudus, Jakarta-Jepara, dan Jakarta-Pati. Demi menjaga kualitas, Haryanto mendidik sopir-sopirnya agar tidak ugal-ugalan dan diprotes penumpang. Walau sudah menjadi juragan, Haryanto pun tak segan-segan setiap hari nongkrong di terminal, memeriksa sendiri kondisi bus-busnya sambil mendengarkan keluhan penumpang.

Di garasinya kini sekitar 20 unit bus berjajar rapi. Adapun enam bus kelas ekonomi yang pertama ia beli dulu, dikandangkan terpisah dan tidak lagi ia lajukan di jalan raya. "Bus ekonomi nanti akan saya lepas Rp 200 juta per unitnya," kata Haryanto. Salah satu kunci suksesnya sebagai pemain baru di bisnis bus antarkota antarprovinsi ini adalah karena ia berani mematok tarif 20% lebih murah ketimbang perusahaan otobus lain.

Tak heran, banyak penumpang yang kini melirik armada angkutannya sehingga pundi-pundi uang Haryanto lancar terisi. Dari putaran roda bisnis di bisnis beragam angkutan penumpang ini, Haryanto kini menangguk pendapatan yang lumayan. Karyawannya pun kini telah mencapai 500 orang. "Saya enggak nyangka sekarang bisa menjadi pengusaha," ungkap Haryanto. Sebagai pengusaha, tentu saja penghasilan pensiunan kopral itu tak kalah dengan para jenderal.

Mengongkosi Sopir ke Tanah Suci
Pergi ke tanah suci adalah impian Haryanto, pemilik PO Haryanto. Itu sebabnya, ia selalu menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilannya. Berkat uang hasil tabungannya itulah, pada 1997, akhirnya ia bisa berangkat ke tanah suci bersama orang tua dan istrinya. Sejak kakinya menginjakkan tanah suci itulah ia berjanji pada dirinya untuk menjalankan bisnis ini dengan sungguh-sungguh. "Alhamdulillah saya bisa ke Mekkah juga dari hasil usaha angkot," ujarnya kalem.

Haryanto agaknya sadar betul bahwa usahanya tak akan berhasil tanpa campur tangan Yang di Atas. Itu sebabnya, ia berikrar akan memberangkatkan sopir-sopirnya ke Tanah Suci. Maka dari itu, setiba dari Mekkah, kendati harga dolar sedang mahal-mahalnya, Haryanto memenuhi janjinya pada diri sendiri untuk memberangkatkan karyawannya naik haji. Kesempatan pertama itu ia hadiahkan pada satu orang sopir yang telah setia bekerja padanya. "Dia sopir pertama yang saya berangkatkan ke tanah suci," ujarnya.

Tradisi memberangkatkan karyawannya itu terus ia pelihara hingga sekarang. Bagi karyawan yang taat dan tekun beribadah, Haryanto tak segan-segan membagi tiket untuk beribadah ke Mekkah. Kini setiap tahun sekitar lima karyawan berangkat naik haji atas biaya Haryanto. (Spiderwid - Tabloid Kontan) (pecintabisindonesia.blogspot.com)

Sunday, April 21, 2013

20 Fakta Unik Sang Legenda Hidup Iwan Fals

1. Beberapa Kali Ganti Nama

Sebelum tenar dengan nama Iwan Fals, beliau beberapa kali mengganti ejaan nama. Pada 1979 pada album Canda Dalam Nada dengan ejaan IWAN FALES. Kemudian berubah menjadi IWAN FALLS, sebelum kemudian menjadi IWAN FALS sampai sekarang.

2. Nama Islam Iwan Fals

Dalam perjalanan Extraligi di Jawa tahun 2011, Iwan Fals diberi nama Islam oleh salah satu pimpinan pondok pesantren. Muhammad ridwan Al Falsabi,Inilah nama yang diberikan. Selain memberi nama, Iwan Fals juga diberi lahan atau semacam tanah wakaf jika akan mendirikan pesantren dan pesantren itu akan diberi nama Pesantren AL FALS.

3. Oi Bukan Singkatan ‘Orang Indonesia’

Untuk mewadahi penggemar dibentuk Oi dengan badan hukum sebagai ormas. Karena Oi berada di bawah naungan Yayasan Orang Indonesia, banyak yang mengartikan Oi adalah singkatan dari Orang Indonesia. Padahal Oi diambil dari kata seruan Iwan Fals saat menyapa penggemarnya. Karena tidak hafal nama-nama penggemarnya, dia menyapa dengan “Oi…”

4. Pernah Bikin Partai

Terinspirasi kehidupan para tikus got yang hidup di tempat kumuh, diburu, dibunuh, dan dimusuhi, tetapi tetap bertahan dan terus berkembang biak. Iwan Fals mencetuskan berdirinya sebuah partai. Partai Tikus Got, namanya. Didirikan pada tahun 1998 dan partai ini tidak penah ikut pemilu karena tidak pernah didaftarkan.

5. Tidak Boleh Ada Nama Produk Diatas Panggung

Iwan Fals tidak pernah mengijinkan nama produk apapun di panggungnya. Bahkan nama produk sponsor pun hanya diijinkan maksimal di depan bawah panggung. Merk alat musik pun ditempel lakban. Ini karena beliau memegang prinsip panggung adalah wilayah seniman.

6. Lupa Memainkan Harmonika Di Album 'Manusia ½ Dewa'

Album Manusia ½ Dewa yang diedarkan tahun 2003 menampilkan nyanyian Iwan Fals yang hanya diiringi gitar bolong. Ternyata beliau lupa memainkan harmonikanya dan kesalahan ini baru disadari ketika album sudah siap edar. Akhirnya album ini tetap tanpa iringan harmonika.dan tetap asyikkk.

7. Pernah Akan Membakar Master Album 'Hijau'

Karena marah lantaran persyaratan dari sebuah perusahaan rekaman, Iwan Fals mengancam akan membakar master album ini.

9. Salah Tulis Di Cover Album 'Sumbang'

Pada album Sumbang ada sebuah lagu yang berjudul “Jendela Kelas”. Tapi dalam cover tertulis “Jendela Kelas 1”. Ternyata angka 1 adalah nomer urut lagu. Tapi dengan judul baru ini ternyata isi lagu malah lebih mengena.

10. Lagu Annisa Tidak Ada Tapi Ikut Tertulis Di Cover Kaset

Pada album Aku Sayang Kamu yang pertama, tertulis judul lagu Annisa. Ternyata dalam kaset tak pernah ada lagu tersebut. Lagu Annisa memang sudah direkam dan masuk master. Tapi entah kenapa ‘kelupaan’ dimasukkan ke album ini. 11. Membintangi Film Dengan Proses Produksi Terlama

Film ‘Kantata Takwa’ garapan Eros Djarot dan Gotot Prakosa tercatat menjadi film dalam negeri dengan proses terlama yaitu 17 tahun. Proses film ini dimulai tahun 1991 dan selesai 2008. Iwan Fals beradu akting dengan teman-teman di SWAMI dan KANTATA TAKWA dalam film dengan balutan teatrikal dan musikal ini.


12. Konser Dengan Penonton Terbesar

Konser Kantata Takwa tahun 1991 di Stadion Utama Senayan tercatat konser dengan penonton terbanyak di Indonesia, yang belum terpecahkan. Tercatat 150 ribu penonton memadati stadion. Bahkan ada yang naik ke atap stadion (apa yang bisa dilihat dari atap ya? . Selain jumlah penonton yang spektakuler, konser ini juga menggunakan tata cahaya yang spektakuler pada masa itu. Tata cahaya ini pertama kali digunakan dalam konser musik dalam negeri dan kualitasnya sama dengan yang dipakai grup band Metallica. Suasana penontonpun tak kalah spektakuler. Histeria penonton terlihat sepanjang pertunjukan. Bahkan ada seorang penonton yang pingsan dengan kepala bocor kena lemparan sebotol bir yang masih penuh. Fanatisme memang selalu berdekatan dengan kehebohan.

13. Memukul Penggemar

Pada konser Kantata Takwa - Samsara tahun 1998, saat dinyanyikan lagu Asmaragama situasi sudah tak terkendali. Puluhan penonton naik panggung dan ada yang berusaha memeluk idola. Merasa terganggu dengan ulah penggemar ini, Iwan Fals yang dalam posisi menyanyi memukulnya. Kontan saja sang penggemar tersungkur dan langsung tahu diri dan lari menepi. Dalam konser ini keamanan dinilai terlambat datang. Bagaimana tidak, keamanan datang beberapa jam sebelum konser dimulai. Padahal penonton sudah berdatangan 2 hari sebelumnya. Penonton dari daerah datang beberapa hari sebelumnya dan mendirikan tenda di sekitar panggung pada lokasi yang seharusnya steril. Beginilah jika fanatisme sudah memuncak.

14. Asal Usul Memakai Peci Saat Konser Kemanusiaan Di Lebak Bulus 1993

Saat akan naik panggung Iwan Fals akan mengikat rambut dengan karet, dua kali karet putus. Saat akan mengikat dengan karet ketiga dia berkata, “kalo ini putus lagi berarti karena kalian”, kepada penonton. Karet pun putus dan disambut teriakan histeris dari penonton. Akhirnya salah seorang panitia meminjamkan peci yang dikenakan sepanjang konser. Kata-kata yang masih teringat adalah saat terjadi sedikit kericuhan.Iwan Fals berteriak, “ sambil nunggu magrib jangan berkelahi! ”


15. Asal Usul Memakai Sarung Pada Konser Jambore Oi 2000
Saat akan naik panggung celananya basah ketumpahan kopi. Akhirnya dia pinjam sarung panitia untuk mengganti celananya. Habis panitia gak ada yang bersedia meminjamkan celana.

16. Dapat Uang Receh Satu Ember Dari Penonton
Saat konser di Bandung di tahun 90-an Iwan Fals menyanyikan lagu ‘Pesawat Tempur’ pada syair "…Penguasa… Penguasa…. Berilah hambamu uang…." Maka secara spontan penonton melempar koin ke panggung. Saat konser usai panitia mengumpulkan koin tersebut dan terkumpul satu ember.

17. Main Dengan Gitar 4 Senar

Saat mengisi suatu acara di Semarang dua senar gitarnya putus dan pertunjukan tetap berlanjut dengan hanya memainkan gitar dengan 4 senar. Padahal Iwan Fals tampil sendirian dan tanpa band pengiring. Hanya diiringi petikan gitar dan tiupan harmonika. Tapi penonton tetap antusias sampai acara bubar.

18. Tidak Mau Difoto Untuk Cover Album Hijau

Dik Doang yang dipercaya menggarap cover album ini dibikin pusing karena Iwan Fals tak mau menuruti arahannya saat akan diambil gambar. Alhasil dia cuma bisa mengambil gambar Iwan Fals saat melingkarkan jari di mata seperti orang sedang meneropong. "Mau difoto malah ngeledek",gumam Dik Doang.

19. Pada Album ‘Anak Wayang’, Isi Side A Sama Dengan Isi Side B

Ada seorang kawan dibuat malu oleh keadaan ini. Setelah beli kaset di toko dan diputar di rumah ternyata isi kaset side A sama dengan site B. Kemudian dia kembali ke toko untuk komplain. Dia bilang ini kaset palsu. Setelah diklarifikasi ternyata memang side A sama dengan side B. Dia pun keluar toko dengan menanggung malu hahaha.


20. Ada Banyak Lagu Yang Tidak Beredar

Iwan Fals punya puluhan lagu yang tidak diedarkan. Lagu ini kebanyakan derekam baik oleh Iwan Fals sendiri ataupun oleh para penggemar. Dulu Iwan Fals terkenal sangat dekat dengan penggemar dan dia sering memamerkan lagu barunya. Sebagian penggemar merekamnya dan sekarang menjadi koleksi langka bagi penggemar fanatiknya. Sebagian didapat dari “mencuri” pada saat pembuatan master yang tidak jadi diedarkan. Bahkan Iwan Fals pun sudah lupa kalo pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut. Beberapa judul lagu beliau yang tidak beredar seperti Kapal Bau Pesing,Pola Hidup Sederhana,Mbak Tini,Paman Zam,dan masih banyak lagi.